Minggu, 23 Desember 2018

TM 13 - Departementalization


A. Konsep Departementalisasi
Departementalisasi factory overhead adalah memilah-milah pabrik menjadi beberapa departemen yang masing-masing mendapat alokasi factor overhead. Apabila factory overhead diterapkan satu tarif, maka tarif tersebut bisa terlalu tinggi untuk produk yang tidak diproses melalui semua departemen.

B. Departemen Produksi dan Departemen Jasa
Departemen Produksi adalah departemen yang memproses produk dengan mengubah atau merakit material yang meliputi pemotongan, perakitan, pencampuran, penyelesaian dan pembotolan. Departemen jasa menyediakan layanan yang berkontribusi secara tidak langsung ke proses produksi di antaranya departemen pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan, pengendalian produksi, keamanan, pengiriman, kesehatan, sumber daya manusia dan kantin

C. Biaya Departemen Langsung dan Biaya Departemen Tidak Langsung

  • Biaya departemen langsung
Factory overhead cost meliputi biaya produksi yang tidak dapat ditelusuri secara spesifik ke suatu pekerjaan atau produk tapi ada beberapa yang dapat ditelusuri ke departemen tertentu. Biaya ini disebut biaya departemen langsung (direct departmental cost). Sebagian besar biaya departemen dapat diklasifikasikan menjadi supervisiindirect labor dan overtime (lembur)fringe benefitindirect material dan suppliesreparasi dan pemeilharaan, dan depresiasi dan sewa.


  •  Biaya departemen tidak langsung
adalah biaya yang terpakai oleh beberapa departemen, tidak hanya oleh satu departemen yang meliputi biaya listrik, sewa dan depresiasi. Biaya ini harus dialokasikan secara proporsional ke departemen-departemen yang mendapat manfaat berdasarkan ukuran pemakaian biaya oleh departemen masing-masing atau menggunakan ukuran outpu ataupun menggunakan suatu ukuran yang mencerminkan pemakaian biaya oleh tiap-tiap departemen. Contoh sebagai berikut :

Biaya departemen tidak langsung                                Dasar alokasi
Sewa gedung                                                                     Luas lantai
Depresiasi gedung                                                              Luas lantai
Asuransi kebakaran                                                            Luas lantai
Pemeliharaan gedung                                                          Luas lantai 
Superintendence                                                                Jumlah pegawai
Telepon                                                                   Jumlah pegawai / telepon
Listrik (fixed portion)                                                         Luas lantai 


D. Penghitungan Tarif FOH Departemen
Factory overhead biasanya dibebankan ke produk berdasarkan machine hours, direct labor hours, atau direct labor cost, ini dilakukan untuk memudahkan pengalokasian factory overhead ke produk. Tahapannya sebagai berikut :

1. Menghitung estimasi total overhead tiap departemen dibagi menjadi fixed cost dan variable cost.
2. Menyiapkan dasar alokasi untuk distribusi biaya departemen tidak langsung dan biaya departemen jasa.
3. Menghitung perkiraan total biaya departemen tidak langsung dan mengalokasikan ke departemen yang mendapat manfaat.
4. Mendistribusikan biaya departemen jasa ke departemen yang mendapat manfaat.
5. Menghitung tarif overhead departemen.

Rabu, 12 Desember 2018

TM 12 - Just in Time and Backflush Costing

A. Konsep Dasar Just In Time (JIT)

Just in Time adalah filosofi yang berfokus pada pengurangan biaya melalui pengurangan inventory. Material ataupun barang harus sampai pada peursahaan ketika dibutuhkan untuk produksi, tidak lebih cepat maupun lebih lama. Biaya pengurangan inventory yang dimaksud adalah pengurangan biaya untuk menyimpan inventory (Carrying Costs). JIT adalah bagian penting dari sekian banyak Total Quality Management (TQM) karena usahanya untuk menghilangkan pemborosan dalam segala bentuk.


B. Kelemahan dan Kelebihan JIT

Kelebihan :

  1. Mengurangi biaya overhead dengan mengurangi biaya penanganan material, penyimpanan serta inspeksi (Tingkat persediaan rendah).
  2. Membantu dalam penelusuran langsung beberapa biaya yang biasanya diklasifikasikan sebagai indirect.
  3. Produksi dapat beralih ke produk lain yang berbeda untuk memenuhi perubahan permintaan pelanggan karena produksi berjalan sangat singkat.
  4. Perusahaan dapat menginvestasikan uangnya karena sedikitnya carrying costs.


Kelemahan :

  1. Perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan yang secara tiba-tiba meningkat.
  2. Bergantungnya perusahaan kepada supplier sehingga mengharuskan perusahaan memiliki supplier yang terpercaya.
  3. Biaya transaksi yang cenderung lebih tinggi karena tingginya frekuensi transaksi.


C. Konsep Dasar Backflush Costing

Backflush Costing atau Bacflush Accounting adalah pendekatan akuntansi untuk aliran biaya manufaktur. Backflush Costing dapat diaplikasikan ke sistem JIT yang sudah sempurna karena prosesnya yang lebih cepat dibanding akuntansi tradisional. Tujuannya untuk pengorganisasian manufaktur, mengurangi cacat dan waktu siklus manufaktur, memastikan pengantaran material tepat waktu memungkinkan pembeliaan, produksi dan penjualan oleh perusahaan terjadi dalam rangkaian yang cepat dengan inventory minimal.


D.  Akuntansi untuk Backflush Costing





TM 11 Materials and Labor

Costs Associated with Goods for Sale


  • Purchasing Costs
Biaya perolehan barang dari pemasok termasuk biaya pengangkutan



  • Ordering Costs
Biaya mempersiapkan dan menerbitkan order pembelian, menerima dan memeriksa barang-barang yang masuk dalam pesanan dan mencocokkan faktur yang diterima, order pembelian dan catatan pengiriman untuk pembayaran.



  • Carrying Costs
Biaya yang muncul ketika barang disimpan dalam inventory (gudang).



  • Stockout Costs
Biaya yang muncul ketika perusahan kehabisan barang tertentu yang mana karena permintaan konsumen, atau yang disebut stockout.



  • Cost of Quality
Biaya yang timbul untuk mencegah dan menilai atau biaya yang muncul sebagai akibat dari masalah kualitas.



  • Shrinkage Costs
Hasil dari pencurian dari orang luar, penggelapan oleh pegawai, kesalahan klasifikasi dan kesalahan kasir.


The Economic Order Quantity

adalah jumlah inventory yang dipesan pada satu waktu yang memperkecil biaya inventory tahunan. Jika pembelian dilakukan dalam skala besar namun jarang diadakan pembelian, maka Carrying Costs-nya besar akibat dari ukuran investasi yang besar terletak pada inventory. Jika pembelian dilakukan dalam skala kecil namun sering melakukan pembelian, maka Ordering Costs-nya tinggi. Oleh karena itu, jumlah optimal untuk memesan pada suatu waktu ditentukan oleh keseimbangan 2 faktor yaitu Carrying Costs dan Ordering Costs.


Safety Stock
*Lead time = waktu yang diperlukan antara saat pemesanan bahan baku dan datangnya bahan baku itu sendiri

Perusahaan tentunya mempunyai safety stock untuk kegiatan beroperasinya yang mana jumlahnya sudah ditentukan agar tidak terlalu banyak ataupun terlalu sedikit. Apabila terjadi kenaikan permintaan oleh pelanggan maka persediaan masih mempunyai persediaan karena tersedinya safety stock.