ABC adalah sistem costing yang mana beberapa kelompok biaya overhead dialokasikan menggunakan dasar yang memasukkan satu atau lebih non volume-related factors. ABC mempresentasikan lebih teliti penerapan penelusuran biaya dibanding Traditional Cost Accounting karena ABC mengakui bahwa banyak biaya lainnya yang faktanya dapat ditelusuri, tidak hanya jumlah output tetapi aktivitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan output juga.
ABM adalah penggunaan informasi yang diperoleh dari ABC untuk membuat perbaikan dalam perusahaan. Informasi dari ABC juga dapat membantu manajemen untuk mengambil keuntungan yang lebih dari kekuatan peursahaan.
B.
ABC mengenali aktivitas, biaya aktivitas, dan driver aktivitas pada empat level agregasi yaitu level unit, batch, produk, dan pabrik. Biaya level unit adalah biaya yang bertambah seiring dengan kenaikan jumlah unit yang diproduksi. Driver level unit adalah ukuran aktivitas yang berbeda sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi.
Level agregrasi yang lebih tinggi dari level unit adalah level batch. Batch merupakan kumpulan unit-unit produk yang sama yang dihasilkan pada suatu proses produksi yang sama. Biaya level batch adalah biaya yang disebabkan oleh jumlah batch yang diproduksi dan dijual. Apabila material dipesan untuk setiap batch, maka biaya pengadaan material termasuk biaya level batch. Jika produk pertama setiap batch diperiksa, maka biaya pemeriksaan tersebut juga termasuk biaya level batch. Biaya level batch juga meliputi biaya nonproduksi. Driver biaya level batch adalah ukuran aktivitas yang berbeda sesuai jumlah batch yang diproduksi dan dijual.
Level yang lebih tinggi dari level batch adalah level produk. Biaya level produk adalah biaya yang terjadi untuk mendukung terciptanya produk-produk yang berbeda. Biaya-biaya tersebut tidak terpengaruh dengan jumlah unit yang diproduksi atau dijual. Apabila diperlukan pelatihan bagi pegawai untuk memproses produk tersebut, maka biaya pelatihan itu termasuk biaya level produk. Apabila terdapat mesin yang khusus dibeli untuk memproses produk tersebut, maka mesin itu termasuk biaya level produk. Jika terdapat material yang khusus untuk produk itu dan dipesan dalam jumlah besar, tidak terpisah untuk tiap-tiap batch, maka biaya pengadaan material tersebut termasuk biaya level produk. Selain biaya produksi, ada juga biaya nonproduksi yang termasuk biaya level produk. Driver biaya level produk adalah ukuran aktivitas yang berbeda sesuai dengan jumlah jenis produk yang diproduksi dan dijual.
Level yang paling tinggi adalah level pabrik. Biaya level pabrik adalah biaya yang diperlukan agar pabrik bisa berproduksi. Biaya level ini meliputi biaya sewa, depresiasi, pajak bumi dan bangunan, dan asuransi bangunan pabrik. Driver level pabrik bisa berupa luas lantai, total biaya konversi, jumlah unit, atau total biaya langsung.
C. Traditional Costing versus ABC System
Pada ABC dasar untuk mengalokasikan overhead cost disebut driver. Ada resource driver dan activity driver. Resource driver adalah basis untuk mengalokasikan biaya suatu sumber daya ke aktivitas-aktivitas yang menggunakan sumber daya tersebut. Pada Traditional Costing, overhead cost biasanya dialokasikan berdasarkan jumlah pegawai atau luas bangunan disebut sebagai basis alokasi overhead cost seperti yang sudah dibahas pada TM 13. Sedangkan pada ABC, jumlah pegawai dan luas bangunan dinamakan resource driver. Activity driver adalah basis untuk mengalokasikan biaya suatu aktivitas ke produk, pelanggan, atau obyek biaya final lainnya. Final yang dimaksud adalah langkah terakhir dalam proses alokasi biaya produksi. Inilah yang membedakan ABC dengan Traditional Costing, yaitu banyaknya macam aktivitas yang menjadi basis alokasi biaya.